Masalah kesehatan setelah melahirkan cukup umum terjadi. Salah satu perubahan pascapersalinan yang paling umum (enam hingga delapan minggu setelah melahirkan) adalah masalah perut. Masalah-masalah ini meliputi diare, sembelit, wasir, dan inkontinensia tinja. Buang air besar Anda akan menjadi teratur segera setelah melahirkan.
Perubahan pada gerakan usus setelah kehamilan disebabkan oleh kontraksi rahim, masalah dasar panggul, dan perubahan hormon. Beberapa perawatan dapat membantu jika Anda mengalami kesulitan untuk kembali ke gerakan usus yang teratur. Berikut ini hal-hal yang perlu Anda ketahui tentang masalah kesehatan setelah melahirkan.
Masalah Kesehatan Setelah Melahirkan
Perubahan dalam buang air besar bukanlah hal yang tidak biasa setelah melahirkan. Inkontinensia tinja, atau ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air besar, memengaruhi sekitar 5% hingga 26% wanita pascapersalinan. Perubahan usus ini cenderung hilang cukup cepat.
Sering kali, gejalanya tidak kronis. Sebagian besar akan hilang setelah beberapa minggu saat tubuh Anda pulih setelah melahirkan. Mungkin juga butuh waktu beberapa hari setelah melahirkan untuk buang air besar, yang mungkin menyakitkan. Apa yang normal bagi satu orang mungkin tidak normal bagi orang lain. Perlu diingat bahwa setiap orang mengalami perubahan yang berbeda selama dan setelah kehamilan.
Baca Juga: Kesehatan Anus Perlu Para Ibu Hamil Perhatikan
Penyebab
Ada beberapa penyebab terjadinya perubahan pada pergerakan usus pascapersalinan, seperti:
- Perubahan hormon: Kadar progesteron yang tinggi selama kehamilan dapat mempertahankan kehamilan dan memperlambat kerja saluran gastrointestinal (GI). Hal ini dapat menyebabkan sembelit.
- Pola makan: Anda kemungkinan tidak akan dapat mengonsumsi makanan padat selama persalinan, yang dapat membuat buang air besar Anda menjadi lebih jarang setelah melahirkan.
- Takut jahitan vagina robek: Anda mungkin merasakan nyeri dekat area perineum segera setelah melahirkan. Area perineum berada antara vagina dan anus. Kondisi ini juga dapat menyebabkan nyeri jika Anda dijahit perineum setelah melahirkan. Bersama-sama, nyeri ini dapat memengaruhi kemampuan buang air besar secara teratur.
- Produksi susu: Air dibutuhkan untuk meningkatkan produksi susu setelah melahirkan. Berkurangnya air dalam usus, yang menjaga pergerakan usus teratur dan melunakkan tinja, dapat menyebabkan sembelit.
- Obat-obatan pascapersalinan: Obat-obatan pereda nyeri sering digunakan selama dan setelah melahirkan, yang dapat membuat usus Anda bergerak lebih lambat, sehingga mengakibatkan sembelit. Beberapa antibiotik dapat menyebabkan diare.
- Kontraksi uterus: Rahim mengembang selama kehamilan. Rahim harus berkontraksi untuk kembali ke ukuran normalnya setelah melahirkan. Kontraksi ini dapat menyebabkan tinja encer.
- Otot dasar panggul yang lemah: Dasar panggul merupakan gabungan otot dan jaringan yang menopang kandung kemih dan usus. Perubahan pada dasar panggul dapat menyebabkan sembelit dan wasir.9
Masalah Kesehatan Usus Setelah Melahirkan
Sembelit
Konstipasi berarti buang air besar kurang dari tiga kali seminggu. Anda mungkin juga mengalami gejala-gejala berikut:
- Kotoran kering, keras, atau menggumpal
- Merasa tidak semua tinja keluar setelah buang air besar
- Kotoran yang menyakitkan dan sulit dikeluarkan
Mengonsumsi makanan berserat tinggi dan minum banyak air dapat meringankan sembelit pascapersalinan. Suplemen serat, pelunak tinja, atau pencahar juga dapat membantu. Hindari mengonsumsi obat pelunak tinja dan pencahar dalam jangka panjang. Ikuti petunjuk pada kemasan obat mengenai berapa lama obat harus diminum.
Diare
Diare berarti mengeluarkan tinja encer dan berair sebanyak tiga kali atau lebih per hari. Gejala lainnya meliputi:
- Kram atau nyeri perut
- Kehilangan kontrol usus
- Mual
- Sangat perlu pergi ke kamar mandi
Diare pascapersalinan umum terjadi pada orang yang meregangkan atau merobek otot rektum mereka selama persalinan. Anda sering kali dapat mengembalikan keteraturan buang air besar dengan memperbaiki dasar panggul Anda.
Inkontinensia tinja
Inkontinensia fekal dapat terjadi akibat kerusakan pada area perineum atau anus saat melahirkan. Robeknya jaringan di area ini dapat melemahkan saraf dan otot, sehingga menyebabkan kebocoran usus. Mungkin juga sulit untuk mengendalikan gas.
Menambahkan serat ke dalam diet Anda dan menghindari makanan tertentu—seperti alkohol, kafein, produk olahan susu, dan makanan berlemak, digoreng, atau berminyak—dapat membantu. Penyedia layanan kesehatan mungkin merekomendasikan latihan usus atau latihan dasar panggul . Latihan-latihan ini membantu memperkuat otot sfingter anus. Anda mungkin memerlukan pembedahan jika perawatan ini gagal.
Wasir
Wasir adalah pembengkakan pembuluh darah vena di anus atau rektum. Anda mungkin mengalami gejala-gejala seperti:
- Gatal pada anus
- Nyeri dubur saat duduk
- Benjolan keras dan nyeri dekat anus
- Sakit saat buang air besar
- Pendarahan rektal
Konsultasi dengan Dokter
Perubahan pada pergerakan usus setelah kehamilan adalah hal yang normal. Segera hubungi penyedia layanan kesehatan jika Anda melihat gejala yang mengkhawatirkan, seperti infeksi:
- Demam
- Nyeri, keluar cairan, atau pembengkakan di dekat jahitan perineum
- Robeknya jahitan perineum atau dekat anus ( fisura ani )
Baca Juga: Darah Pada Tinja Pada Wanita Hamil, Apakah Berbahaya?