Mengetahui gejala fisura ani lebih awal sangat penting agar pemeriksaan dan penanganan pun bisa segera dilakukan dan gejalanya tidak mengganggu aktivitas penderitanya. Namun, sebelum mengetahui apa saja gejala fisura ani, ketahui lebih dulu apa itu fisura ani dan penyebabnya.

Apa Itu Fisura Ani?

Fisura ani merupakan luka atau robekan pada anus. Kondisi ini paling sering terjadi karena cedera pada anus akibat sembelit atau diare. Kondisi ini biasanya ditandai dengan munculnya nyeri tajam pada anus atau BAB berdarah. Lebih lanjut, kondisi ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari atau minggu. Kendati demikian, fisura ani juga bisa  menimbulkan rasa tidak nyaman dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Kondisi ini sebenarnya cukup umum terjadi dan siapa saja bisa mengalaminya. Mulai dari usia bayi hingga lansia dan baik laki-laki maupun perempuan juga memiliki peluang yang sama.  Namun, seseorang dengan penyakit atau masalah kesehatan tertentu  lebih berisiko mengalami kondisi ini. Penyakit dan masalah kesehatan yang sering dikaitkan dengan fisura ani adalah kanker anal dan HIV.

Kondisi ini dapat ditangani dan dikendalikan dengan cara mengenal gejala fisura ani dan faktor-faktor risiko yang jadi penyebabnya.

Apa Saja Penyebabnya?

Penyebab fisura ani paling sering adalah akibat cedera pada anus. Cedera ini bisa terjadi akibat sembelit.  Tinja yang terlalu keras atau berukuran besar dapat mengikis dinding anus dan menyebabkan luka. Akibatnya, akan timbul keluhan berupa nyeri anus, perdarahan, dan tegang pada otot sekitar anus.

Ada sejumlah kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya fisura ani, antara lain:

  • Mengalami sembelit
  • Menderita diare kronis, misalnya penyakit Crohn
  • Menjalani proses persalinan secara normal
  • Melakukan seks anal
  • Menjalani prosedur medis dengan memasukkan alat melalui anus
  • Sedang atau pernah mengalami radang usus atau kanker usus besar
  • Memasukkan benda asing ke dalam anus
  • Menderita penyakit menular seksual

Apa Saja Gejala Fisura Ani?

Gejala fisura ani dapat beragam pada setiap penderita. Namun, ada beberapa gejala paling umum, antara lain:

  • Anus berdarah atau menimbulkan sedikit bercak darah
  • Darah merah segar dari fisura terpisah dari feses
  • Nyeri ringan hingga parah selama buang air besar
  • Nyeri setelah buang air besar yang dapat berlangsung hingga beberapa jam
  • Gatal atau iritasi sekitar anus
  • Terlihat retak pada kulit di sekitar anus
  • Benjolan kecil atau skin tag pada kulit sekitar fisura ani
  • Pada bayi dan anak-anak, fisura ani bisa menyebabkan mereka sulit BAB atau tampak rewel dan kesakitan setiap kali ingin BAB.

Bagaimana Pengobatan yang Tepat?

Pengobatan bertujuan untuk meringankan gejala, mengatasi penyebab, dan mencegah komplikasi. Beberapa pilihan pengobatan yang akan dokter berika untuk mengatasi fisura ani adalah pemberian obat-obatan, suntik botox dan  pembedahan. Namun, pengobatan manakah yang tepat harus melalui pemeriksaan dengan dokter lebih dulu.

Apakah Bisa Mencegahnya?

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu mencegah terjadinya fisura ani, antara lain:

  • Menjaga kebersihan alat kelamin, anus, dan area di sekitarnya
  • Tidak melakukan seks anal
  • Mengonsumsi makanan yang berserat tinggi
  • Memperbanyak minum air putih
  • Tidak menunda-nunda BAB
  • Olahraga teratur, seperti jalan kaki atau jogging minimal 30 menit tiap hari
  • Mengganti popok bayi secara berkala, untuk mencegah iritasi dan luka di anus bayi
  • Menjalani pengobatan dan kontrol berkala ke dokter bila menderita penyakit yang dapat meningkatkan risiko terjadinya fisura ani
  • Tidak mengonsumsi obat sembarangan

 

 

 

 

 

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Baca Juga

Related Posts

Buang Air Besar dan Gas Berlebihan

Buang air besar yang mengandung gas dapat terjadi ketika sistem pencernaan Anda terganggu. Hal ini  akibat sembelit atau Anda mengalami diare yang terjadi karena intoleransi

Kembung setelah Makan, Apa Penyebabnya?

Kembung setelah makan bisa saja terjadi dan penyebabnya bisa kerena berbagai faktor. Misalnya, makan berlebihan, menelan udara saat makan, mengonsumsi makanan yang menghasilkan gas, atau

Perut Kembung dan Penuh

Perut kembung terasa kencang, penuh, dan sering kali nyeri. Anda mungkin merasa kembung meskipun perut Anda tidak buncit. Kembung biasanya merupakan masalah pencernaan, meskipun hormon